Linesourcepro – Jakarta. Di tengah derasnya persaingan brand mixer digital di dunia pro audio indonesia yang bisa
dimanfaatkan berbagi aplikasi, seperti konser musik, drama theater, karaoke, studio band, club, dan sebagainya.
Faktanya, produsen produk pro audio terus meluncukan jenis mixer analog, bahwa mixer analog masih diminati oleh pelaku industri pro audio di Indonesia. Mixer analog moderen kompak sangat dibutuhkan oleh kalangan pebisnis pro audio kelas menengah dan besar. Khususnya jasa rental sound system masih menginvestasikan investasi mixer analog kompak ini, dengan fasilitas 24, 16, 12, hingga 4 channel. Tidak saja penyedia jasa rental sound, beberapa kebutuhan instalasi tetap (fix instaltion) seperti rumah ibadah, karaoke, studio band (profesional dan pribadi), hingga pendidikan.

Mixer analog kompak moderen yang banyak dijual di pasar audio memiliki 5 poin daya tarik:

⦁ Memiliki desain yang menarik, praktis dan kompak sehingga dapat dibawa kemanapun.
⦁ Kualitas audio yang dihasilan tak kalah dengan mixer digital.
⦁ Mixer bisa dimanfaatkan di beberapa situasi live sound venue kecil dan menengah. Bahkan untuk aplikasi instlasi tetap seperti di mall, restoran, karaoke, ataupun studio latihan.
⦁ Dipastikan mixer analog bisa menjadi pilihan alternatif yang ekonomis dan mudah dioperasikan.
⦁ Selain kisaran harga di bawah mixer digital, toh fitur mixer analog standar profesional ini sangat memungkinkan dimanfaatkan untuk apalikasi yang telah disebutkan di atas.

Preamp
Fitur utama mixer analog moderen sama halnya dengan mixer analog klasik dan digita moderenl, adalah adanya fasilitas fitur preamp. Fitur preamp wajib ada pada sebuah mixer yang berfungsi untuk menguatkan sinyal audio masuk sebelum diolah mixer. Mixer audio analog kompak dewasa ini memiliki headroom maupun gain yang baik.

Ekualiser (EQ)
Fasilitas EQ tak kalah penting, yakni dimanfaatkan untuk mengatur tonal dari setiap sumber masuk menjadi bersih dan natural. Mixer analog kompak moderen umumnya menyertakan fasilitas EQ 3 band. Fitur EQ sangat membantu pengguna. Kita bisa mengatur setiap tonal suara dengan mudah dan cepat. Umumnya EQ 3 band terdiri dari Low, Mid (Sweep), dan Hi Frequency. Meskipun disertai EQ 3 band sudah cukup membantu penata bunyi mengatur tonal suara pada venue live seperti yang disebut di atas.

Digital Signal Processor (DSP)
Mixer analog moderen, kini juga disertai fitur Digital Signal Processor. Fasilitas ini akan banyak membantu penata bunyi (audio engineer) dalam mengolah suara yang dikirim ke mixer agar bunyi lebih nyaman didengar oleh audien. Sepintas saya ulas fitur DSP yang banyak digunakan kebutuhan penata bunyi, di antaranya:

Kompressor
Kompresor yang memiliki peran penting yang berfungsi untuk menstabilkan level (volume) dari sumber suara tertentu. Jadi suara dapat dibatasi level agar tidak peak dan level suara diatur agar tidak terlalu kecil secara otomatis melalui fitur kompresor.

Spesial Efek
Fitur pendukung lainnya agar audio yang sudah diolah fitur Preamp, EQ, dan kompresor. Fitur DSP umumnya menyematkan fasilitas efek Reverb, delay, chorus, pitch sifter dan sebagainya. Tentu saja, sumber suara untuk masing-masing channel dapat disematkan (insert) efek, misalnya reverb, delay, atau chorus. Dengan demikan, sumber suara (vokal, instrumen gitar, flute, dan sebagainya) akan jauh lebih indah terdengar.

Nilai investasi mixer analog cukup bersahabat serta mixer jenis ini relatif lebih mudah dioperasikan sekalipun dengan pengguna pemula. Banyak brand pro audio kelas dunia sangat ketat bersaing. Mereka memberikan kualitas dan daya tahan (durability) produknya yang terbaik.

Teks: Fajar Arianto Foto Ilutstrasi: Audiopro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *