Linesourcepro.id – Jakarta, Lewat single terbarunya yang berjudul “Would Cry”. Aksahya, frontman dari band alternatif/grunge ini, membawa pendengar menyelami ruang batin yang sunyi, penuh luka, dan kerinduan akan masa lalu. Lagu ini bukan sekadar karya musik-ia adalah jeritan jiwa dari seseorang yang ingin kembali ke versi lamanya, bukan untuk memperbaiki, tapi untuk memeluk luka-luka yang belum sempat disembuhkan.


Dengan lirik yang ditulis sendiri oleh Aksahya, “Would Cry” mengalir seperti catatan harian yang tak pernah dibacakan. Bercerita tentang perjalanan batin, kegelisahan eksistensial, dan kesepian yang tak terdefinisikan, lagu ini menggambarkan konflik internal yang kerap dirasakan banyak orang, namun jarang terucap. “Bukan untuk mencari simpati, tapi hanya ingin suaraku didengar,” ujar Aksahya saat ditanya soal makna lagu ini.


Di balik distorsi gitar dan hentakan drum yang menggugah, tersimpan kejujuran yang mentah-perasaan ingin dimengerti oleh dunia yang kerap terlalu bising untuk mendengar. Meski mungkin tidak sempurna secara teknis atau bahasa, “Would Cry” adalah suara hati yang lelah tapi belum menyerah. Sebuah pengingat bahwa kadang, menjadi manusia berarti tenggelam dulu, sebelum bisa belajar berenang kembali ke permukaan. Single ini akan tersedia di seluruh platform digital sudah rilis 30 Mei 2025, dan menjadi pembuka dari babak baru musik Aksahya dan bandnya-lebih personal, lebih kelam, dan lebih jujur dari sebelumnya.
Editor: Fajar Arianto
Sumber: Luciand Band

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *