Linesourcepro – Jakarta, Mixing audio adalah proses menyeimbangkan (balancing) level, EQ-ing mengedit trek audio yang telah direkam untuk menghasilkan mixing yang tepat dari semua bunyi yang ada pada satu lagu. Output akhir dari rekaman multi track dikenal dalam istilah “Mixdown”. Mixdown adalah langkah terakhir sebe­lum mastering. Jika kita sudah berada di tahap mix­ing, itu berarti kita telah merekam instrumen, baik itu drum, gitar, bass, keyboard, brass, string, atau vokal. Apa pun instrumen yang kita gunakan, proses mixing dilakukan setelah melalui proses rekam (tracking).

Tujuan mixing adalah untuk menghasilkan bunyi pada lagu yang terbaik dalam perekaman multi-track Anda dengan menyesuaikan level, panning dan efek audio (chorus, reverb, delay). Maka bunyi pada lagu kita terasa enak didengar apapun genre-nya.

Tidak masalah jika Anda melakukan rekaman menggunakan mikrofon dan pre-amp. Musisi atau penata bunyi perlu mempelajari cara me-mix sendiri sangatlah penting. Membangun visi artistik dan kreat­ifitas akan membawa musik Anda ke level selanjutnya. Maka cara ini akan membuat Anda menjadi produser yang lebih baik.

“Membangun visi artistik dan kreatifitas akan membawa musik Anda ke level selanjutnya.”

Figur yang paling mengetahui bagaimana seharus­nya sebuah karya musik harus terdengar indah dan sound yang dibunyikan sesuai dengan aransemen adalah direktur musik (director music). Figur inilah yang sebenarnya berhak untuk memutuskan seba­gian besar bunyi instrumen, misalnya bunyi gitarnya harus seperti apa, bunyi snare drumnya yang tajam,

bunyi bass gitarnya yang “gemuk”, bunyi vokalnya ha­rus renyah, bunyi biolanya tidak perlu menggunakan reverb, dan sebagainya. Namun bisa saja, direktur musik dalam sebuah band atau solo, memberikan wewenang penuh pada sound/mixing engineer untuk menentukan keluaran sound yang terbaik.

Berikut salah satu contoh mixing aransemen pop. Pada umumnya, track drum kita gabungkan dengan bass gitar hingga kedua instrumen ini terdengar “kawin” (blend). Selanjutnya, kita buka (unmute) track pengiring utamanya (biasanya berupa gitar atau pia­no/ piano elektrik). Dengarkan dengan baik, apakah ada yang perlu di-EQ, di-Pan, agar ketiga instrumen ini terdengar lebih tercampur dengan baik dan memberi­kan nuansa bunyi menjadi lebih luas? Jika pengiring utama kita ini sudah terdengar baik, kemudian dapat kita buka (unmute) track vokalnya. Dapat kita teliti lebih dalam, apakah ada yang perlu dimodifikasi? Tentunya semakin banyak track yang terbuka, akan semakin kompleks untuk me-mix-nya.

Mebersihkan Track dari Distorsi

Ada beberapa langkah yang ditempuh dalam proses mixing. Setidaknya saya menggaris bawahi hal yang terpenting dan secara umum dilakukan penata bunyi dalam artikel ini. Menjajaki trek individu (in­dividual track) secara solo untuk memeriksa tidak ada masalah seperti klik, letupan (pops), dengung (buzz), atau distorsi yang berlebihan. Dengan kata lain, kita perlu membersihkan setiap track agar menghasilkan kualitas seluruh trek individu menjadi rapi maka hasil mixing akan optimal (bersih).

Langkah selanjutnya adalah mematikan (mute) atau menghapus bagian yang tidak diinginkan, sep­erti kursi berdecit (trek drum) sebelum/sesudah drum­mer bermain, suara jari pada gitar elektrik sebelum nada pertama dimainkan (trek gitar), atau ‘bocoran’ su­ara kaki di lantai sebelum/sesudah vokalis bernyanyi (trek vokal) misalnya.

Identifkasi Sound

Anda dapat mengidentifikasi pada trek tom misal­nya. Yaitu menggunakan plugin gate pada mikrofon tom atau menggunakan editor memotong gelom­bang (waveform) di antara Tom secara fisik. Akan tetapi kita perlu cermat, menghindari jangan sampai memotong suara resonansi pada release tom. Tentu suara resonansi yang dihasilkan dari bunyi tom pada saat drum fill, harus dipertahankan agar tetap natural.

Mixing Maksimal dari Rumah

Setelah band ini sudah jadi satu, baru kita pikirkan tentang efek ruangnya. Mulailah dari yang natural. Setelah nuansa ruangnya sudah dapat, dapat kita tambahkan track pengiring tambahannya yang lain. Langkah akhir, baru kita pikirkan spesial efeknya apakah diperlukan atau tidak terhadap track tertentu. Namun yang perlu diperhatikan setiap penata bunyi, direktur musik, atau musisi memiliki pendapatnya sendiri, benar atau salah? Bukan perkara benar atau salah pada hasil akhir (final mix). Hasil akhir yang terasa enak didengar dan diterima oleh orang lain. Umumnya, produser musik Indonesia sudah paham betul selera bunyi musik oleh sebagian masyarakat Indonesia. Tentu dengan genre yang berbeda-berbe­da bunyi pada lagu. Produser musik, penata bunyi, atau musisi professional telah memiliki pengalaman yang cukup lama. Setidaknya musisi muda atau yang sedang merintis kejenjang level yang lebih tinggi agar mendapatkan mixing yang maksimal dari rumah.

Teks dan Foto: Fajar Arianto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *